Scout


In memory,
waktu itu aku masih kelas 2 madrasah Aliyah, di sekolahku ada ekskul Pramuka. aku seneng banget coz banyak banget6 kegiatannya yang menantang. waktu itu ada kenaikan tingkat penegak ada acara pendakian di gunung welirang, acaranya di mulai pukul 4 sore, hujan yang mengguyur kota pacet tak sedikitpun memngurungkan niatku untuk "muncak" bareng teman-teman. setelah berpamitan sama orangtua akku terus meluncur menuju post I yaitu sekolahku tertinta (meskipun sekolahnya jelek).
setelah sampai di sekul, ternyata... masih gak ada orang, busyet... emang bangsa indonesia tulen tuh anak-anak, membudayakan jam karet. pusing dah. udah uyjan, beycek, gag adaa oyjek. setelah menunggu lama banget sampe magrib. ehh, temen-temen baru pada nongol n nunjukin bata ng hidungnya. aku nanya kenapa sih terlambat??? ja wabnya cukup singkat, Ujannnnn. capek dewh.
setelah ngumpul semua anggota ambalan diponegoro dan kartini gugus depan 15.15/15.16 Mojokerto, cak Man selaku pelatih kita memberikan briefing singkat end pembekalan. pembekalan sambil posisi berbaris, aduhhh rasanya kayak ma patah nih kaki.
setelah cukup dengan pembekalan singkat, kita di berangkatkan ssesuai dengan sangga nya masing-masing. aku jalan ma temen-temen satu sangga gak dengan cara diam gitu, tapi sambil nyanyi-nyanyi, nari, en bercanda banget, padahal udah malam. aku takut aja ada yang lempar coz deket ama rumah penduduk seh...
setelah malang melintang di kedinginan malam akhirnya nyampe juga di post II. di desa padusan, pacet Mojokerto. di sinilah dimulai acaranya, setiap beberapa ratus meter, pelatih menginstuksikan untuk membentuk lingkaran guna melakukan renungan. wow kwren banget, renungan yang mencoba berbicara agar menghilangkan sifat-sifat buruk manusia dengan simbol membakar kertas yang bertuliskan sifat jelek tersebut. dengan sedikit bumbu" magis yang membuat teman" cewek menangis hysteris, sehingga suasana agak mencekam, seremm, dan menghawatirkan.
satu per satu siifat" buruk manusia Di bakar hingga menjadi abu, Mulai dari iri, dengki, sombong dan lain". sifat" tersebut memang sudah selayaknya tidak di miliki oleh seorang yang mengaku Pramuka sejati. tapi lain lagi dengan Para pramuka gadungan yang hanya memburu kenaikan tingkat.
setelah melalui tanjakan yang amat tajam, anak tangga dari tanah yang licin karena air hujan amat mengerikan. di iringi kegelapan malam dan hembusan angin hutan yang jarang bagi orang yang mau merasakan semua ini. tibalah di POst III yaitu makam Mbah pangkat yang konon adalah murid dari Raden Rahm,ad sunan ampel yang di makamkan tepat di atas wana wisata pemandian air panas. (to be continued)

0 Comments:

Post a Comment