CINTA WANITA



أكثر الناس في النساء وقالوا* إن حب النساء جهد البـلاء
ليس حب النساء جهدا ولكن*قرب من لا تحب جهد البلاء
Sya’ir di atas di ambil dari diwan imam as syafi’i, tentang cinta pada wanita bagi seorang pencari ilmu. Bagaimana menurut imam besar penggagas dari salah satu 4 madzhab yang besar dalam islam. Apakah di perbolehkan? Ataukah hal itu hanya akan menjadi penghalang bagi seoarang yang sedang Tholabul Ilmi??
Cinta, aplagi pada seorang wanita merupakan fitrah yang di karuniakan oleh Allah swt. Pada hambaNya, namun di samping itu, cinta juga kadang kala dapat menjadi fitnah/ujian bagi manusia. Tergantung bagaiamana seoarang manusia menyikapi cinta tersebut. Bila dapat mengendalikannya dan mangarahkannya menjadi cinta yang positif, yang dapat mengantarkan pada keberhasilan belajar, dapat menjauhkan diri dari perbutan-perbuatan yang tidak di benarkan oleh agama, dan dapat menjadikan diri kita waspada akan setiap tipu daya setan, maka hal itu sah-sah saja.
Fitrah cinta yang di karuniakan pada manusia oleh Allah dapat di lihat dalam Alqur’an QS Al Imran:14 Sbb:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

Disini sungguh amat jelas bahwa manusia telah di karuniai oleh Allah cinta. Selanjutnya tinggal bagiaimana cara mengarahkan cinta tersebut agar tiudak menjadi jahdul bala’ sebagaimana di sebutkan dalam sya’ir di atas.
Sebagian remaja mungkin menganggap bahwa pacaran merupakan hal yang wajar yang terjadi dalam lingkungan baik sekolah maupun perkuliahan, namun tahukah anda bahwa semua itu tidak menjadikan kita pelajar/mahasiswa yang berprestasi tapi malah menjerumuskan ita dalam perbuatan yang sia-sia bahkan maksiyat. Bagaimana tidak? Seorang yng pacaran pasti banyak berbuat maksiyat, zaman sekarang gitu... masak ada sich pacaran tanpa ciuman?? Hehe...
Dalam islam, manusia di perintahkan untuk menjaga pandangan dari segala hal yang dapat menimbulkan syahwat, baik memandang seseorang, gambar, ataupun membaca cerita-cerita yang membangkitkan syahwat birahi. Hal ini termaktub dalam Alqur’an surat An Nuur. Namun apakah ita bisa melakukannya? Padahal kita hidup di tengah masyarakat yang memang mayoritas islam namun masih di ragukan kualitas keislamannya. Dengan kata lain banyak sekali terdapat dalam masyarakat kita wanita-wanita yang tidak mengenakan hijab, memang sich ada dispensasi dari agama kita bagi orang yang tidak mengenakan hijab, tapi bukan untuk anak-anak muda melainkan untuk orang lanjut usia yang sudah tidak ingin menikah lagi...

“Dan perempuan-perempuan tua yang Telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian[Pakaian luar yang kalau dibuka tidak menampakkan aurat] mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nuur: 60)

Ada lagi, yang memang berhijab namun sama saja dengan telanjang, kerena memperlihatkan lekuk tubuh. Apakah in yang di sebut hijab?? Tentu saja bukan. Lantas bagaimana upaya kita agar tetap menjaga pandangan meskipun realita masyarakat kita yang terlalu buka-bukaan? Apakah dengan mengucilkan diri ke tempat yang jarang panduduknya? Tida mungkinnnn, kita mahluk sosial yang butuh akan sesama.
Ulama’-ulama salaf adalah contoh yang amatpatut di teladani, di kisahkan bahwa imam syafi’i seketika hilang haflannya ketika melihat betis seoarang perempuan, lantas beliau mengadukan hal itu pada Imam Waqi’ kemudian beliau (Imam Waqi’) memberikan solusi agar meninggalkan maksiat, kerena ilmu Allah adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan di tunjukkan pada orang yang berbuat maksiyat. Sedemekian hati-hatinya Ulama’-ulama’ zaman dahulu sehingga dapat menmghasilkan karya karya yang monumental, inovasi-inovasi baru yang gemilang. Bagaimana dengan kita? Setiap hari kita di hidangkan di depan kita sesuatu yang di haramkan.
Cinta memang kadang-kadang membuat seseorang terasa melayang, namun kadang juga membuat seseorang gila. Maka dari itu sedapatnyalah kita menghindar. Toh pada suatu saat nanti Allah akan mempertemuan kita dengan jodoh kita dan belum tentu juga jodoh kita itu adalah pacar kita dulu. Jangan kuatir tentang jodoh, karena semua itu sudah di tentukan oleh Allah. Wallahu a’lam bi as shawab.

1 Comment:

  1. Nurus Subahah said...
    iya.. jodoh sudah ada yang mengatur, qta tidak harus memaksakan diri untuk mempertahankan sesuatu yang blm tentu itu adalah jodoh kita

Post a Comment